Jumat, 22 Januari 2010
Terkait Pembobolan ATM
BI Minta Nasabah Tidak Panik
IMAM CAHYADI/GM
SEORANG deposan sedang menarik uang tunai dari ATM sebuah bank di Jln. Burangrang Bandung, Kamis (21/1).
MERDEKA,(GM)-
Para nasabah bank pengguna mesin anjungan tunai mandiri (ATM), diharapkan tidak panik terkait kasus pembobolan rekening lewat ATM. Terlebih Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi hal itu dan meminta perbankan lebih mengetatkan pengamanan pada mesin-mesin ATM.
"Terkait dengan pembobolan ATM di Bali, para nasabah diharapkan tenang dan tidak perlu panik. Karena, kita pun telah mengantisipasinya dengan berbagai upaya, sehingga aksi pencurian data-data nasabah lewat ATM tidak terjadi," ujar Peneliti Ekonomi Madya Kantor BI Bandung, Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (21/1).
Diungkapkan Tigor, BI saat ini telah melakukan pertemuan dan koordinasi dengan perbankan agar mereka memperketat pengamanan ATM-nya. Begitu juga dengan BI Bandung yang berencana mengirimkan surat kepada perbankan agar lebih waspada dan meningkatkan sistem pengamanan, baik secara fisik maupun elektronik.
"Seperti halnya secara fisik, perbankan perlu memasang pengamanan dengan menggunakan kamera atau CCTV. Termasuk pengoptimalan satpam di ATM dan lainnya," katanya.
Sejauh ini, lanjut Tigor, di wilayah BI Bandung belum ada laporan nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan seperti halnya di Bali. Karena itu, pihaknya berharap agar para nasabah meningkatkan kewaspadaan. "Kita sudah cek dan berkoordinasi dengan beberapa bank, ternyata sampai sejauh ini belum ada pengaduan penyalahgunaan di ATM," katanya.
Meski demikian, lanjut Tigor, bila ada nasabah di wilayahnya yang menjadi korban aksi pembobolan ATM, ia bisa melakukan komplain kepada bank bersangkutan. Bila hal itu masih kurang direspons, nasabah pun bisa mengadukan hal itu ke BI Bandung.
"Kalau ada kejadian seperti itu, nasabah lebih dulu komplain ke bank yang bersangkutan. Kalau tidak puas baru ke BI, karena di BI kita punya fungsi mediasi yang akan memberikan solusi tentang masalah itu," ujarnya.
BI Bandung, lanjut Tigor, saat ini sudah mengimbau perbankan untuk menyelesaikan masalah nasabah dengan sebaik-baiknya.
Tigor pun mengatakan, aksi pembobolan ATM yang terjadi di Bali disinyalir dilakukan pelaku dengan cara skimming atau penggandaan data magnetik nasabah di ATM (menggandakan nomor PIN). BI telah menerima laporan pembobolan rekening nasabah lewat ATM di 6 bank, yaitu BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Permata, dan BII.
Dikatakan Tigor, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan nasabah untuk menghindari aksi itu. Di antaranya dengan mengubah nomor pin secara rutin dan menutup angka saat memasukkan nomor pin.
Sementara itu, Vice President Sales and Service Management Permata Bank, Otto Giarto Sidharta mengatakan, aksi pembobolan ATM di Bali tidak terjadi di ATM milik Bank Permata, melainkan di ATM bersama.
Terlepas dari itu, katanya, saat ini Bank Permata telah menurunkan tim investigasi. Mereka akan menyelidiki kasus tersebut secara keseluruhan. Di Kota Bandung, tambahnya, hingga saat ini belum ada laporan dari nasabah yang mengeluhkan kejadian itu.
Ia menegaskan, Bank Permata akan mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan tersebut, sejauh hal itu bukan kelalaian nasabah Bank Permata.
Untuk mengantisipasi terulangnya kembali kejadian tersebut, ia mengimbau para nasabah lebih hati-hati saat bertransaksi. Diharapkaan para nasabah mengubah nomor pin ATM secara berkala. "Perubahan nomor pin secara berkala sangat efektif untuk mengantisipasi aksi skimming," ujarnya.
This entry was posted
on 23.52
and is filed under
News
.
You can
View Comments
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
Pembobolan ATM
Jumat, 22 Januari 2010
Terkait Pembobolan ATM
BI Minta Nasabah Tidak Panik
IMAM CAHYADI/GM
SEORANG deposan sedang menarik uang tunai dari ATM sebuah bank di Jln. Burangrang Bandung, Kamis (21/1).
MERDEKA,(GM)-
Para nasabah bank pengguna mesin anjungan tunai mandiri (ATM), diharapkan tidak panik terkait kasus pembobolan rekening lewat ATM. Terlebih Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi hal itu dan meminta perbankan lebih mengetatkan pengamanan pada mesin-mesin ATM.
"Terkait dengan pembobolan ATM di Bali, para nasabah diharapkan tenang dan tidak perlu panik. Karena, kita pun telah mengantisipasinya dengan berbagai upaya, sehingga aksi pencurian data-data nasabah lewat ATM tidak terjadi," ujar Peneliti Ekonomi Madya Kantor BI Bandung, Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (21/1).
Diungkapkan Tigor, BI saat ini telah melakukan pertemuan dan koordinasi dengan perbankan agar mereka memperketat pengamanan ATM-nya. Begitu juga dengan BI Bandung yang berencana mengirimkan surat kepada perbankan agar lebih waspada dan meningkatkan sistem pengamanan, baik secara fisik maupun elektronik.
"Seperti halnya secara fisik, perbankan perlu memasang pengamanan dengan menggunakan kamera atau CCTV. Termasuk pengoptimalan satpam di ATM dan lainnya," katanya.
Sejauh ini, lanjut Tigor, di wilayah BI Bandung belum ada laporan nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan seperti halnya di Bali. Karena itu, pihaknya berharap agar para nasabah meningkatkan kewaspadaan. "Kita sudah cek dan berkoordinasi dengan beberapa bank, ternyata sampai sejauh ini belum ada pengaduan penyalahgunaan di ATM," katanya.
Meski demikian, lanjut Tigor, bila ada nasabah di wilayahnya yang menjadi korban aksi pembobolan ATM, ia bisa melakukan komplain kepada bank bersangkutan. Bila hal itu masih kurang direspons, nasabah pun bisa mengadukan hal itu ke BI Bandung.
"Kalau ada kejadian seperti itu, nasabah lebih dulu komplain ke bank yang bersangkutan. Kalau tidak puas baru ke BI, karena di BI kita punya fungsi mediasi yang akan memberikan solusi tentang masalah itu," ujarnya.
BI Bandung, lanjut Tigor, saat ini sudah mengimbau perbankan untuk menyelesaikan masalah nasabah dengan sebaik-baiknya.
Tigor pun mengatakan, aksi pembobolan ATM yang terjadi di Bali disinyalir dilakukan pelaku dengan cara skimming atau penggandaan data magnetik nasabah di ATM (menggandakan nomor PIN). BI telah menerima laporan pembobolan rekening nasabah lewat ATM di 6 bank, yaitu BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Permata, dan BII.
Dikatakan Tigor, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan nasabah untuk menghindari aksi itu. Di antaranya dengan mengubah nomor pin secara rutin dan menutup angka saat memasukkan nomor pin.
Sementara itu, Vice President Sales and Service Management Permata Bank, Otto Giarto Sidharta mengatakan, aksi pembobolan ATM di Bali tidak terjadi di ATM milik Bank Permata, melainkan di ATM bersama.
Terlepas dari itu, katanya, saat ini Bank Permata telah menurunkan tim investigasi. Mereka akan menyelidiki kasus tersebut secara keseluruhan. Di Kota Bandung, tambahnya, hingga saat ini belum ada laporan dari nasabah yang mengeluhkan kejadian itu.
Ia menegaskan, Bank Permata akan mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan tersebut, sejauh hal itu bukan kelalaian nasabah Bank Permata.
Untuk mengantisipasi terulangnya kembali kejadian tersebut, ia mengimbau para nasabah lebih hati-hati saat bertransaksi. Diharapkaan para nasabah mengubah nomor pin ATM secara berkala. "Perubahan nomor pin secara berkala sangat efektif untuk mengantisipasi aksi skimming," ujarnya.
blog comments powered by Disqus
Terkait Pembobolan ATM
BI Minta Nasabah Tidak Panik
IMAM CAHYADI/GM
SEORANG deposan sedang menarik uang tunai dari ATM sebuah bank di Jln. Burangrang Bandung, Kamis (21/1).
MERDEKA,(GM)-
Para nasabah bank pengguna mesin anjungan tunai mandiri (ATM), diharapkan tidak panik terkait kasus pembobolan rekening lewat ATM. Terlebih Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi hal itu dan meminta perbankan lebih mengetatkan pengamanan pada mesin-mesin ATM.
"Terkait dengan pembobolan ATM di Bali, para nasabah diharapkan tenang dan tidak perlu panik. Karena, kita pun telah mengantisipasinya dengan berbagai upaya, sehingga aksi pencurian data-data nasabah lewat ATM tidak terjadi," ujar Peneliti Ekonomi Madya Kantor BI Bandung, Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (21/1).
Diungkapkan Tigor, BI saat ini telah melakukan pertemuan dan koordinasi dengan perbankan agar mereka memperketat pengamanan ATM-nya. Begitu juga dengan BI Bandung yang berencana mengirimkan surat kepada perbankan agar lebih waspada dan meningkatkan sistem pengamanan, baik secara fisik maupun elektronik.
"Seperti halnya secara fisik, perbankan perlu memasang pengamanan dengan menggunakan kamera atau CCTV. Termasuk pengoptimalan satpam di ATM dan lainnya," katanya.
Sejauh ini, lanjut Tigor, di wilayah BI Bandung belum ada laporan nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan seperti halnya di Bali. Karena itu, pihaknya berharap agar para nasabah meningkatkan kewaspadaan. "Kita sudah cek dan berkoordinasi dengan beberapa bank, ternyata sampai sejauh ini belum ada pengaduan penyalahgunaan di ATM," katanya.
Meski demikian, lanjut Tigor, bila ada nasabah di wilayahnya yang menjadi korban aksi pembobolan ATM, ia bisa melakukan komplain kepada bank bersangkutan. Bila hal itu masih kurang direspons, nasabah pun bisa mengadukan hal itu ke BI Bandung.
"Kalau ada kejadian seperti itu, nasabah lebih dulu komplain ke bank yang bersangkutan. Kalau tidak puas baru ke BI, karena di BI kita punya fungsi mediasi yang akan memberikan solusi tentang masalah itu," ujarnya.
BI Bandung, lanjut Tigor, saat ini sudah mengimbau perbankan untuk menyelesaikan masalah nasabah dengan sebaik-baiknya.
Tigor pun mengatakan, aksi pembobolan ATM yang terjadi di Bali disinyalir dilakukan pelaku dengan cara skimming atau penggandaan data magnetik nasabah di ATM (menggandakan nomor PIN). BI telah menerima laporan pembobolan rekening nasabah lewat ATM di 6 bank, yaitu BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Permata, dan BII.
Dikatakan Tigor, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan nasabah untuk menghindari aksi itu. Di antaranya dengan mengubah nomor pin secara rutin dan menutup angka saat memasukkan nomor pin.
Sementara itu, Vice President Sales and Service Management Permata Bank, Otto Giarto Sidharta mengatakan, aksi pembobolan ATM di Bali tidak terjadi di ATM milik Bank Permata, melainkan di ATM bersama.
Terlepas dari itu, katanya, saat ini Bank Permata telah menurunkan tim investigasi. Mereka akan menyelidiki kasus tersebut secara keseluruhan. Di Kota Bandung, tambahnya, hingga saat ini belum ada laporan dari nasabah yang mengeluhkan kejadian itu.
Ia menegaskan, Bank Permata akan mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban aksi pembobolan tersebut, sejauh hal itu bukan kelalaian nasabah Bank Permata.
Untuk mengantisipasi terulangnya kembali kejadian tersebut, ia mengimbau para nasabah lebih hati-hati saat bertransaksi. Diharapkaan para nasabah mengubah nomor pin ATM secara berkala. "Perubahan nomor pin secara berkala sangat efektif untuk mengantisipasi aksi skimming," ujarnya.
Arsip Blog
-
▼
2010
(52)
-
▼
Jan
(22)
- NVIDIA Fermi Segera Hadir Pertengahan Tahun 2010
- Crimping Kabel UTP RJ45
- Pembobolan ATM
- 20 Tips & Trik untuk menghindari kerusakan LAPTOP
- Tips Merawat Laptop
- Tips Membeli Modem
- Trik Cepat Download Semua Tag Foto di Facebook
- 9 Tips Sehat dan Aman Bermain Game
- Kota dengan Internet Tercepat di Dunia
- 5 Software Bajakan Favorit di Indonesia
- Satu Lagi, Netbook Paling Ringan Ala Simmbook
- 'Gitar Elektrik' Baru untuk Game Guitar Hero
- Ketua MPR: Menurut Saya Kurang Adil
- Gara-gara Pasien Ginjal, Lion Air Tertunda 1 Jam
- Menghapus Virus Shortcut
- Mempercepat akses Internet
- Buat sobat yang hobi mendownload di warnet pasti ...
- mengetahui kapan suatu website atau blog pertama k...
- Teracopy
- Meningkatkan Performa Komputer
- Just a Moment
- Tips dan Trik
-
▼
Jan
(22)
Categories
- About Me (1)
- Alexa (2)
- Anti Virus (2)
- blogger (3)
- Global (15)
- Internet (27)
- News (26)
- Tips dan Trik (33)
Google translate
tegoeh Fan Box
tegoeh-appa on Facebook